Catatan Medic Sumber Terpercaya

Find Us On Facebook

FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER DAN DARAH



A.      Jantung
1.        Sistem konduksi
Aktivitas listrik jantung
Kontraksi otot jantung untuk mendorong darah dicetuskan oleh potensial aksi yang menyerbar melalui membran sel-sel otot. Jantung berkontraksi atau berdenyut secara berirama akibat potensial aksi yang ditimbulkannya sendiri, suatu sifat yang dikenal sebagai otoritmisitas.

Terdapat dua jenis khusus sel otot jantung :
1.    Sebagian besar (99%) sel otot jantung adalah sel kontraktil, yang melakukan kerja mekanis, yaitu memompa. Sel-sel pekerja ini dalam keadaan normal tidak menghasilkan sendiri potensial aksi.
2.    Sebaliknya, sebagian kecil sel sisanya, sel otoritmik, tidak berkontraksi tetapi mengkhususkan diri mencetuskan dan menghantarkan potensial aksi yang bertanggung jawab untuk kontraksi sel-sel pekerja.

Sel-sel jantung yang mampu mengalami otoritmisitas ditemukan di lokasi-lokasi berikut ini :
1.    Nodus sinoatrium (SA) daerah kecil khusus di dinding atrium kanan dekat lubang (muara) vena kava superior
2.    Nodus atrioventrikel (AV) sebuah berkas kecil sel-sel otot jantung khusus di dasar atrium kanan dekat septum, tepat diatas pertautan atrium dan ventrikel.
3.    Berkas His (Berkas atrioventrikel) suatu jaras sel khusus yang berasal dari nodus AV dan masuk ke septum antarventrikel, tempat bekras tersebut berjalan ke bawah melalui septum, melingkari ujung bilik ventrikel, dan kembali ke antrium di sepanjang dinding luar.
4.    Serat Purkinje, serat-serat terminal halus yang berjalan dari berkas His dan menyebar keseluruh miokardium vertikel seperti ranting-ranting pohon.
EKG
EKG adalah rekamanan keseluruhan penyebaran aktivitas listrik di jantung.
Arus listrik yang dihasilkan oleh otot jantung selama depolarisasi dan repolarisasi  menyebar ke jaringan sekitar jantung dan dihantarkan melalui cairan tubuh. Sebagian kecil aktivitas listrik ini mencapai permukaan tubuh dan dapat dideteksi menggunakan elektroda. Rekaman yang dihasilkan adalah elektrokardiogram atau EKG.
Hal-hal pokok penting yang perlu diingat pada EKG, yaitu:
1.    EKG adalah suatu rekaman mengenai sebagian aktivitas listrik di cairan-cairan tubuh yang diinduksi oleh impuls jantung yang mencapai permukaan tubuh, bukan rekaman langsung aktivitas listrik jantung yang sebenarnya.
2.    EKG adalah rekaman kompleks yang menggambarkan penyebaran keseluruhan aktivitas jantung selama repolarisasi dan depolarisasi. EKG bukan merupakan catatan mengenai sebuah potensial aksi di sel pada suatu saat. Pada setiap saat rekaman mewakili jumlah aktivitas listrik di semua sel oto jantung, yang sebagian sedang mengalami potensial aksi dan sebagian lain belum diaktifkan.
3.    Rekaman mencerminkan perbandingan voltase yang terdeteksi oleh elektroda di dua titik yang berbeda pada tubuh, artinya kedua elektroda mencatan atau mengamati potensial yang sama.

Berbagai komponen rekaman EKG dapat dikorelasikan dengan berbagai kejadian (proses) spesifik jantung.
Interpretasi mengenai konfigurasi gelombang yang direkam dari setiap lead bergantung pada pengetahuan menyeluruh mengenai rangkaian penyebaran eksitasi di jantung serta posisi jantung relatif terhadap penempatan elektroda.
EKG normal memperlihatkan tiga bentuk gelombang tersendiri; gelombag P mewakili depolarisasi atrium, kompleks QRS mewakili depolarisasi ventrikel, dan gelombang T mewakili repolarisasi ventrikel.

2.    Siklus jantung
·         Proses mekanisme siklus jantung
Jantung secara berselang seling berkontraksi untuk mengosongkan isi dan berelaksasi untuk mengisi.
Siklus jantung terdiri dari periode systole (kontraksi dan pengosongan isi) dan diastole (relaksasi dan pengisian jantung) bergantian.

Fase-fase siklus jantung
Peristiwa mekanis dari siklus jantung, sistol atau kontraksi ventrikel dan diastole atau relaksasi ventrikel, terdiri dari lima fase, yaitu:
1)    Mid-diastole: Fase pengisian lambat ventrikel atau diastisis. Baik atrium maupun ventrikel dalam keadaan istirahat, darah yang masuk ke dalam atrium melalui pembuluh darah vena mengalir secara pasif ke ventrikel melalui katup AV yang terbuka. Katup semilunaris dalam keadaan tertutup.
2)    Diastole lanjut: Gelombang depolarisasi menyebar melalui atrium dan berhenti sementara pada nodus AV. Otot atrium berkontraksi, memberikan tambahan 20% sampai 30% pada isi ventrikel.
3)    Sistole awal: Depolarisasi menyebar dari nodus AV melalui cabang berkas menuju miokardium ventrikel.  Ketika ventrikel mulai berkontraksi, tekanan dalam ventrikel meningkat melebihi tekanan atrium, akibatnya katup AV menutup, dan penutupan inilah yang menimbulkan bunyi jantung pertama. Ventrikel terus meningkatkan tekanannya; namun selama fase ini tekanan dalam aorta dan arteria pulmonalis melebihi tekanan dalam ventrikel, sehingga katup semilunaris tetap dipertahankan dalam keadaan tertutup, karena volume ventrikel tetap konstan.
4)    Systole lanjut: Segera setelah tekanan ventrikel melebihi tekanan di dalam pembuluh darah, maka katup semilunaris akan membuka dan akan terjadi ejeksi ventricular ke dalam sirkulasi pulmonary dan sistemik. Fase ejeksi ini dapat dibagi menjadi fase awal “ejeksi cepat” yang singkat dan fase lanjut “ejeksi lambat” yang lebih panjang.
5)    Diastole awal: Gelombang repolarisasi menyebar melalui miokardium ventrikel, dan ventrikel dalam keadaan istirahat. Ketika otot-ototnya relaksasi, maka tekanan ventrikel turun sampai lebih rendah dari tekanan atrium. Akibatnya katup semilunaris tertutup dan terdengarlah bunyi jantung kedua. Keadaan istirahat ini terus berlangsung sampai tekanan ventrikel lebih rendah dari tekanan dalam atrium, sehingga katup AV membuka. Periode antara penutupan katup semilunaris dan pembukaan katup-katup AV disebut sebagai relaksasi isovolumik karena volume ventrikel tetap konstan walaupun tekanan ventrikel terus menurun. Dengan terbukanya katup AV, maka dengan cepat ventrikel terisi oleh darah vena yang telah terkumpul dalam atrium, kira-kira 70% sampai 80% dari pengisian ventrikel terjadi selama tahap ini.  

·         Cardiac output
Curah jantung bergantung pada kecepatan denyut jantung dan volume sekuncup.
Curah jantung (cardiac output, CO) adalah volume darah yang dipompa oleh tiap-tiap ventrikel per menit (bukan jumlah total darah yang dipompa oleh jantung).  Selama setiap periode waktu tertentu, volume darah yang mengalir melalui sirkulasi paru ekivalen dengan volume yang mengalir melalui sirkulasi sistemik. Dengan demikian, curah jantung dari ke dua ventrikel dalam keadaan normal identik, walaupun apabila diperbandingkan denyut demi denyut, dapat terjadi variasi minor.
Dua faktor penentu curah jantung adalah kecepatan denyut jantung (denyut per menit) dan volume sekuncup (volume darah yang dipompa per denyut).
Kecepatan jantung rata-rata adalah 70 kali per menit, yang ditentukan oleh irama nodus SA, sedangkan volume sekuncup rata-rata adalah 70 ml per denyut, sehingga curah jantung rata-rata adalah 4.900 ml/menit atau mendekati 5 liter / menit
“Curah Jantung (CO) = Kecepatan denyut jantung x volume sekuncup”.

3.     Pengaturan kerja jantung
Jantung dipersarafi oleh kedua devisi sistem saraf otonom, yang dapat memodifikasi kecepatan (serta kekuatan) kontraksi, walaupun untuk memulai kontraksi tidak memerlukan stimulasi saraf. Sraf saraf simpatis ke jantung, yaitu saraf vagus, terutama mempersarafi atrium, terutama nodus SV dan AV.
Stimulasi parasimpatis dan simpatis menimbulkan efek pada jantung :
DAERAH YANG TERPENGARUH
EFEK STIMULASI PARASIMPATIS
EFEK STIMULASI SIMPATIS
Nodus SA
Penurunan kecepatan depolarisasi ke ambang: penurunan kecepatan denyut jantung.
Peningkatan kecepatan depolarisasi ke ambang: peningkatan kecepatan denyut jantung.
Nodus AV
Penurunan eksitabilitas: peningkatan perlambatan nodus AV.
Peningkatan eksitabilitas: penurunan perlambatan nodus AV. 
Jalur penghantar ventrikel
Tidak ada efek.
Meningkatkan eksitabilitas: meningkatkan hantaran melalui berkas HIS dan sel Purkinje.
Otot atrium
Penurunan kontraktilitas: melemahkan kontraksi.
Meningkatkan kontraktilitas: memperkuat kontraksi.
Medulla adrenal
Tidak ada efek
Mendorong sekresi epinefrin, suatu hormon yang memperkuat efek sistem saraf simpatis pada jantung, oleh medulla adrenal.
Vena
Tidak ada efek.
Meningkatkan aliran arus balik vena yang meningkatkan kekuatan kontraksi jantung melalui mekanisme Frank-Starling.




B.       Fisisologi Vaskuler
Organisasi dasar sistem kardiovaskuler, arteri secara progresif bercabang-cabang sewaktu mengangkut darah dari jantung ke jaringan. Cabang arteri kecil yang terpisah menghantarkan darah ke setiap organ. Sewaktu memasuki organ yang dipasoknya, arteri bercabang-cabang menjadi arteriol, yang selanjutnya juga bercabang membentuk suatu jaring kapiler yang luas. Kapiler-kapiler kembali menyatu untuk membentuk venula, yang terus bergabung untuk membentuk vena kecil yang keluar dari organ bersangkutan. Vena-vena kecil secara progresif bergabung sewaktu mengangkut darah kembali ke jantung.

1.        Sirkulasi Koroner
Sirkulasi koroner meliput seluruh permukaan jantung, membawa oksigen dan nutrisi ke miokardium melalui cabang-cabang intramiokardial yang kecil-kecil.

Arteri koronaria
Adalah cabang pertama dari sirkulasi sistemik. Muara arteri koronaria terdapat pada sinus valsalva dalam aorta, tepat diatas katup aorta. Sirkulasi koroner terdiri dari arteri koronaria kanan dan kiri.
Arteri koronaria kiri mempunyai dua cabang besar, yaitu arteria desendens anterior kiri dan arteria sirkumfleksa kiri.
Arteria-arteria ini berjalan mengelilingi jantung dalam dua celah anatomi eksterna : sulkus atrioventrikularis, yang melingkari jantung diantara atrium dan ventrikel. Tempat pertemuan dua celah di permukaan posterior jantung merupakan bagian jantung yang kritis dari sudut anatomi yang dikenal dengan Kruks Jantung, yaitu bagian terpenting dari jantung.
Nodus AV terletak pada tempat pertemuan ini, oleh karena itu pembuluh yang melintasi kruks tersebut merupakan pembuluh yang menghantarkan makanan ke nodus AV.
Arteria koronaria kanan, berjalan ke lateral mengitari sisi kanan jantung di dalam sulkus atrioventrikularis kanan.
Anastomose antara cabang arteria juga ditemukan pada sirkulasi koroner. Anastomose ini tidak berfungsi saat keadaan normal, tetapi penting bagi sirkulasi kolateral dan alternatif untuk fungsi nutrisi daerah miokardium yang tidak mendapatkan aliran darah akibat lesi obstruktif padajalur koroner yang normal.

Vena-vena jantung
Distribusi vena koronaria sesungguhnya parallel dengan distribusi arterianya. Sistem vena jantung mempunyai tiga bagian, yaitu :
1)    Vena thebesia yang merupakan sistem yang terkecil, menyalurkan sebagai darah dari atrium kanan dan ventrikel kanan,
2)     Vena kardiaka anterior, yang mempunyai fungsi cukup berarti, yaitu mengosongkan sebagian besar isi jaringan vena ventrikel kanan langsung ke atrium kanan,
3)    Sinus koronarius dan cabang-cabangnya merupakan sistem vena yang paling besar dan penting, fungsinya menyalurkan pengambilan darah jaringan vena miokardia ke atrium kanan melalui ostium sinus koronarius disamping muara vena kava inferior.

2.        Sirkulasi Pulmonar
Pembuluh darah pulmonar mempunyai dinding-dinding yang lebih tipis dan sedikit otot polos, oleh karena itu sirkulasi pulmonar lebih mudah teregang dan resistensinya terhadap aliran darah lebih kecil.
Besarnya tekanan dalam sirkulasi pulmonar, kira-kira seperlima (20%) tekanan dalam sirkulasi sistemik. Dinding-dinding pembuluh darah pulmonar jauh lebih kecil reaksinya terhadap pengaruh otonom dan humoral, namun perubahan oksigen dan karbondioksida dalam darah dan alveoli mampu mengubah aliran darah yang melalui pembuluh darah pulmonar. Fungsi fisiologisnya yaitu untuk mengambil oksigen dan melepaskan karbondioksida.



3.        Sirkulasi Sistemik
Pembuluh darah dan tekanan darah
Penggolongan pembuluh darah:
Fungsional
Anatomis
Peredam
Arteri
Tahanan
Arteriol
Pertukaran
Kapiler
Penampung
Vena dan venula

a.    Arteri atau pembuluh peredam
Struktur bangunan arteri adalah:
-       Tunika intema        : sel endotel dan lapisan elastic
-       Tunika media          : lapisan otot polos
-       Tunika adventesia             : lapisan jaringan penghubung.

Peranan lapisan elastic :
-       Meredam perubahan tekanan yang ditimbulkan jantung.
-       Pada sistolik : jaringan elastic meregang; energi disimpan sebagai energi potensial.
-       Pada diastolic : recoil elastic, membatasi turunnya tekanan.

Peran otot polos
-       Arteri besar – melindungi : kontraksi spastic bila ada kerusakan.
-       Arteri kecil – menentukan tahanan pembuluh.

Denyut nadi
Denyut nadi ditentukan oleh :
-       Denyut aliran darah dari jantung
-       Tahanan oleh arteriol terhadap aliran.
-       Elastisitas dinding
-       Kecepatan gelombang denyut.
                     Ö E x b
                          2 R p
                        E  = elatisitas tabung
R  = jari-jari
b  = tebal dinding
p  = kepadatan darah

Pengamatan denyut nadi dengan perabaan jari, untuk nenilai frekuensi, irama, sifat, isis dan keadaan dinding pembuluh.

Tekanan darah arteri
Pengukuran tekanan arteri tidak langsung dengan sfigmomanometer.
Tekanan nadi rata-rata = tekanan diastolic + 1/3 tekanan nadi.
Tekanan nadi = tekanan sistolik – tekanan diastolic (selisish tekanan sistolik dan diastolic)

c.        Arteriol atau pembuluh tahanan
Tahanan tepi adalah tahanan terhadap aliran darah dari arteri.
Tahanan tepi = Tekanan nadi rata-rata
Curah jantung

d.       Kapiler atau pembuluh pertukaran zat
Mikrosirkulasi
-       Arteriol
-       Metarteriol
-       Kapiler
-       Venula
-       Saluran-saluran khusus
-       Anastomosis arteri – vena.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan kapiler
-       Tekanan vena
-       Suhu
-       Keadaan sfingter pra kapiler.

Aliran darah
-       Kecepatan aliran kira-kira 0.5 mm/detik.
-       SDM bergerak secara berdenyut
-       Aliran berdenyut hilang, kecuali pada vasodilatasi kuat.
-       SDM mengalir satu per satu (antri) dalam kapiler yang sempit
-       SDM berubah bentuk pada waktu melalui kapiler yang sempit.

         Permeabilitas kapiler
-       Jalan tembus endotel kapiler
-       Lubang-lubang fenestrasi
-       Celah-celah besar antar sel
-       Pinositosis.


         Kerapuhan kapiler
-       Pengukuran dengan penjepitan vena.
-       Pembentukan petekia (bintik-bintik merah akibat perdarahan intradermal).
-       Tidak selalu berkaitan dengan permeabilitas.
-       Kapiler dapat mengatasi tekanan tinggi, karena berjari-jari kecil.

c.        Vena atau pembuluh penampung
Struktur bangunan
Dibandingkan dengan arteri, vena mempunyai :
-       Dinding yang lebih tipis.
-       Lebih sedikit jaringan elastis.
-       Lebih mudah meregang.
-       Katup disebagaian pembuluh
Fungsi
-       Pengangkutan darah dengan kecepatan tinggi dan sedikit energi, dari jaringan ke jantung.
-       Mengatur kapasitas peredaran, berperan sebagai penampung darah.

Tekanan vena sentral (Central Venous Pressure = CVP)
CVP diukur dengan kateter lentur yang dimasukkan melalui vena tepi ke dalam atrium kanan dan dihubungkan dengan sebuah manometer.
Tekanan normal, berpatokan pada angulus sterni (sudut tulang dada), sebesar 2 cmH2O tetapi dapat bervariasi antara 9 – 12 cmH2O
CVP berubah mengikuti :
-       Siklus jantung
-       Pernapasan
-       Posisi tubuh.

 CVP menurun pada :
-       Tekanan negatif pernapasan.
-       Syok.

CVP meningkat pada:
-       Tekanan positif pernafasan.
-       Mengejan (tindakan valsava).
-       Peningkatan volume darah
-       Gagal jantung.


4.        Pengaturan Sistem Vaskuler
Pengaturan sistem saraf otonom terhadap sistem kardiovaskular membutuhkan komponen-komponen sebagai berikut : (1) sensor, (2) lintasan aferen, (3) pusat integrasi, (4) lintasan eferen, dan (5) reseptor.
Ada dua kelompok sensor utama, yautu : baro reseptor dan kemoreseptor. Baroreseptor atau pressoreseptor terletak di lengkung aorta dan sinus karotikus, yang peka terhadap peregangan atau perubahan bentuk dinding pembuluh darah akibat perubahan tekanan arteria.
Stimulasi reseptor ini pada peningkatan tekanan arteria memberikan aba-aba pada pusat pengaturan jantung untuk menghambat kegiatan jantung, sebaliknya pengurangan tekanan arteria melalui refleks kegiatan jantung.
Kemoreseptor terletak di dalam badan karotis dan lengkung aorta. Reseptor ini terangsang oleh penurunan kadar oksigen dalam arteria, peningkatan kadar karbondioksida dan peningkatan kadar ion hydrogen (pH darah yang menurun). Pengaktifan kemoreseptor akan merangsang pusat pengaturan jantung untuk meningkatan kegiatan jantung.
Reseptor lain yang peka terhadap regangan akibat perubahan volume darah terletak pada pertemuan-pertemuan vena yang besar dan arteria. Apabila reseptor ini terangsang, maka akan timbul dua jenis respon refleks, yaitu peningkatan kecepatan denyut jantung (Bainbridge Reflex) dan diuresis.

Sistem kardiovaskular banyak dipersyarafi oleh serabut-serabut sistem saraf otonom, yaitu : simpatis dan parasimpatis.

a.    Simpatis
Serabut saraf simpatis menyebar ke seluruh sistem penghantar dari miokardium, juga pada otot polos pembuluh darah. Neurotransmitter simpatis adalah norepinefrin. Stimulasi simpatis memacu jantung dengan meningkatkan denyut jantung, konduksi impuls melalui nodus AV, dan meningkatkan kontraksi miokardium.
Restpon simpatis ini disbut juga respon adrenergic, respon jantung terhadap stimulasi simpatis  disalurkan melalui resptor jantung yang dikenal sebagai reseptor beta.
Pembuluh darah mempunyai dua reseptor, alfa dan beta. Rangsangan simpatis pada reseptor alfa akan menghasilkan vasokonstriksi, sedangkan pada reseptor beta dapat menimbulkan vasodilatasi. Reseptor beta pembuluh darah dan jantung dapat dibedakan menjadi reseptor beta1 dan beta2.

b.    Parasimpatis
Serabut-serabut saraf parasimpatis mempersarafi nodus SA, otot-otot atrium, dan nodus AV melalui saraf vagus.
Stimulasi dari serabut parasimpatis akan menyebabkan pelepasan asetilkolin. Asetilkolin merupakan perantara bagi transmisi impuls saraf pada reseptor jantung.
Stimulasi parasimpatis menghambat kegiatan jantung dengan mengurangi kecepatan denyut jantung, kecepatan konduksi impuls melalui nodus AV, dan juga mengurangi kekuatan kontraksi atrium dan mungkin juga ventrikel.
Respon terhadap stimulasi parasimpatis dikenal dengan sebutan respon kolinergik atau respon vagal.


0 Komentar untuk "FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER DAN DARAH"

Back To Top